![](http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2024/01/WhatsApp-Image-2024-01-25-at-15.55.33-1.jpeg)
Banda Aceh – Hari ini 25 Januari 2024, kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Aceh, Muhammad Anis, bersama dengan rombongan, menghadiri undangan dari kelompok kerja Bunda Paud Aceh untuk mengadakan pertemuan di Resto Pendopo Gubernur Aceh. Pertemuan ini diadakan dalam rangka Diskusi Bersama untuk membahas Program Implementasi Transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Raudhatul Athfal (RA) ke Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang Menyenangkan menjelang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2024.
Bunda Paud, menekankan pentingnya keseriusan dalam menanggapi penerimaan anak PAUD ke SD, mengingat masih banyak institusi yang melakukan metode seleksi yang dianggap tidak sesuai. Salah satu contohnya adalah metode “caslistung” yang digantikan dengan metode menulis dan membaca, yang dianggap oleh sebagian pihak sebagai pengujian bukan tes.
“Bunda Paud sangat sedih melihat penerapan ini, meskipun telah kita jalankan, masih ada pihak yang mempertanyakan istilah ‘tes’ dan menyatakan itu bukan tes,” ujar Bunda Paud. “Kami memohon agar program ini dapat terus berjalan dan tidak dihentikan.”
Muhammad Anis dari BPMP Aceh menyoroti pentingnya pelaksanaan magang bagi guru antara Paud dan SD sebagai bagian dari persiapan dalam menghadapi transisi pendidikan ini. “Hal ini harus dilakukan dengan dukungan yang kuat, termasuk dukungan dari lembaga-lembaga terkait dan setiap dinas daerah harus berkomitmen dalam melaksanakannya,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, kepala dinas Pendidikan kota Banda Aceh menegaskan perlunya kerjasama antar lembaga dan UPT untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah Aceh. “Kami mengundang seluruh lembaga dan UPT untuk berkolaborasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Aceh,” katanya.
Pak kabid Kementerian Agama (Kemenag) menambahkan bahwa dalam penerimaan peserta PAUD ke SD, seleksi harus dilakukan agar tidak melebihi kuota yang tersedia. “Hal ini tidak bisa dihindari karena kapasitas yang terbatas. Selain metode tes, kami juga meminta ada pelatihan bagi dinas daerah dan guru untuk memastikan proses seleksi berlangsung dengan adil,” katanya.
Diskusi tersebut menyoroti tantangan dan upaya dalam implementasi program transisi PAUD/RA ke SD/MI yang merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Aceh.
Diharapkan dengan kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak terkait, program ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat yang besar bagi pendidikan anak di Aceh.