ACEH BESAR – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen (Disdikbud Bireuen) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Supervisi Mutu Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah yang dibuka oleh Kepala BPMP Aceh Muhammad Anis di Aula Iskandar Muda BPMP Aceh, (Rabu/1/05/2024).
Kegiatan yang di ikuti oleh sebanyak 38 peserta yang merupakan Pengawas Sekolah TK, SD, SMP dan Pengawas Sekolah Mapel PAI se-Bireuen ini akan berlangsung selama empat hari mulai tanggal 1 s.d. 4 Mei 2024 dan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Pengawas Sekolah sebagai pendamping sekolah dengan narasumber bimtek yaitu Widyaprada BPMP Aceh.
Dalam sambutanya, Kepala BPMP Aceh, Muhammad Anis, mengatakan, tujuan pemerintah adalah memastikan akses yang merata dan berkualitas bagi semua anak-anak dan Kebijakan Merdeka Belajar bukanlah usaha yang dapat dilakukan sendirian, disinilah pentingnya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan, termasuk pemerintah, sekolah, guru, orang tua, termasuk Pengawas Sekolah dan masyarakat secara luas.
Oleh sebab itu, dengan adanya Bimtek yang menghadirkan narasumber dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Aceh (BPMP Aceh) ini, diharapkan dapat memberikan pencerahan dan mendorong mewujudkan transformasi pengawas sekolah.
Pada bimtek ini juga menjadi kesempatan bagi BPMP Aceh untuk mensosialisasikan regulasi Peraturan Direktur Jenderal GTK Nomor 4831 Tahun 2023 tentang Peran Pengawas Sekolah dalam Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar pada Satuan Pendidikan.
Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan fungsi pengawasan dengan melakukan kegiatan Pendampingan dalam peningkatan kualitas pembelajaran pada Satuan Pendidikan, definisi pendampingan itu sendiri yaitu adalah kegiatan Pengawas Sekolah membersamai Kepala Sekolah dalam peningkatan kapasitas dan mutu layanan Satuan Pendidikan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan menggunakan strategi serta metode yang relevan.
Hal ini tentu membuat adanya skema transformasi peran Pengawas Sekolah, yang sebelumnya sebagai pengendali, setelah terbitnya regulasi ini Pengawas Sekolah berperan sebagai pendamping. Kemudian sebelumnya fokus pengawas adalah memastikan satuan pendidikan memenuhi 8 standar nasional pendidikan, maka saat ini fokus Pengawas Sekolah adalah mendampingi kepala satuan pendidikan dalam menggerakkan warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan pembelajaran.
Dari segi asesmen dan strategi, sebelumnya Pengawas Sekolah menganalisis kesenjangan satuan pendidikan dengan 8 standar pendidikan dan mengevaluasi program kerja sekolah agar mendukung pemenuhan 8 standar pendidikan maka saat ini Pengawas Sekolah melakukan refleksi berdasarkan rapor pendidikan sekolah dan mengembangkan strategi pendampingan yang disesuaikan dengan kapasitas kepala satuan pendidikan dan potensi satuan pendidikan.
Sebelumnya output kerja Pengawas Sekolah adalah laporan administrasi pengawasan satuan pendidikan maka sesudah adanya regulasi ini output kerja Pengawas Sekolah adalah rekomendasi peningkatan tata kelola satuan pendidikan yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.
