Menyapa Mahasiswa Melalui Dialog Implementasi Program Mahasiswa Kampus Mengajar Tahap 2

Aceh Besar, 1 Oktober 2021 – Sebanyak 486 mahasiswa Program Kampus Mengajar Tahap 2 yang sedang melaksanakan tugas di 82 SD/SMP yang terakreditasi C atau berada di Wilayah 3 T di seluruh wilayah Provinsi Aceh, mengikuti kegiatan Dialog Implementasi Program Mahasiswa Kampus Mengajar Tahap 2 via Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh LPMP Provinsi Aceh. Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Kabid Dikdas dan GTK Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Koorwas, Pengawas Pembina, Kepala Sekolah dan Guru Pamong dari seluruh sekolah sasaran penempatan mahasiswa Program Kampus Mengajar Tahap 2.  Kegiatan ini bertujuan untuk menyapa mahasiswa dan memastikan keterlaksanaan program kerja mahasiswa di sekolah sasaran berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu melalui kegiatan tersebut diharapkan semua permasalahan yang dihadapi oleh para mahasiswa di lapangan dapat didiskusikan bersama dan saling berbagi pengalaman baik sehingga mampu menginspirasi sesama mahasiswa tersebut. Di samping itu juga memetakan permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan, dan sekolah sasaran terkait implementasi Program Kampus Mengajar Tahap 2 ini.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala LPMP Aceh Dr. Muslihuddin, M. Pd., dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan agar semua pihak berkolaborasi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan bagi sekolah yang belum terakreditasi atau terakreditasi C dan berada di wilayah 3 T, dengan memberi dukungan terhadap pelaksanaan Program Kampus Mengajar Tahap 2 di daerah masing-masing. Kita perlu mendorong dan terus mendampingi para mahasiswa dalam melaksanakan tugas sesuai dengan yang diamanahkan kepada mereka.

Kegiatan sehari ini digawangi oleh PIC Kampus Mengajar LPMP Provinsi Aceh, Yusnaini, S. Si, M.Pd (Widyaprada Ahli Madya). Setelah pembukaan, kegiatan diawali dengan pemaparan tentang tugas-tugas dan tanggungjawab mahasiswa Program Kampus Mengajar Tahap 2. Materi ini sangat penting mengingat banyaknya stakeholder yang salah persepsi dengan tugas para mahasiswa ini di sekolah sasaran, bahkan sebagian meragukan keberhasilan program ini karena latar belakang mahasiswa yang tidak seluruhnya berasal dari fakultas keguruan dan ilmu kependidikan serta mahasiswa yang bertugas saat ini sedang berada pada semester 5 dalam menempuh studinya di S1. Program Kampus Mengajar merupakan bagian dari kegiatan mengajar di sekolah dari Program Kampus Merdeka, yang bertujuan untuk membantu pembelajaran terutama bagi SD dan SMP di daerah 3T atau yang berakreditasi C. Program Kampus Mengajar ini bukan berarti mahasiswa akan menggantikan peran dan fungsi guru tetapi mahasiswa akan menjadi pendamping pembelajaran, untuk memastikan siswa dapat tetap dapat belajar secara menyenangkan dalam situasi bagaimanapun. Kehadiran mahasiswa Program Kampus Mengajar di sekolah diharapkan dapat membantu guru dalam pelaksanaan belajar dari rumah atau tatap muka di sekolah melalui berbagai strategi dan inovasi untuk mengajarkan literasi dan numerasi, membantu adaptasi teknologi dalam proses pembelajaran (daring atau luring), dan mendukung kepala sekolah dalam administrasi dan manajerial sekolah.

Setelah pemaparan materi oleh PIC Program Kampus Mengajar LPMP Aceh, dilanjutkan dengan diskusi untuk menjaring praktik baik dan permasalahan yang dihadapi oleh para mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya di sekolah sasaran. Agar para mahasiswa dapat dengan bebas mengungkapkan permasalahannya maka room zoom meeting dibagi menjadi dua, satu room untuk mahasiswa dan satu room lagi untuk para pejabat dari dinas pendidikan kabupaten/kota, para pengawas, kepala sekolah dan guru pamong dari sekolah sasaran. Di masing masing room terjadi diskusi hangat, semua perwakilan mahasiswa dari seluruh kabupaten/kota diberi kesempatan untuk bicara, hal yang sama juga terjadi di room yang lain.

Hasil diskusi ternyata tantangan yang dihadapi oleh para mahasiswa ini secara umum adalah sama di mana rata-rata motivasi belajar siswa, kemampuan membaca menulis dan berhitung serta bernalar siswa masih rendah, kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar juga masih lemah serta karakter dan kedisiplinan siswa juga rendah. Tantangan ini dijadikan peluang oleh para mahasiswa sebagai ajang pengabdiannya. Para mahasiswa di awal penempatan melaksanakan survey kondisi sekolah dan siswa, kemudian menyusun program kerja bulanan dan harian sesuai kebutuhan siswa dan sekolah masing-masing.

Banyak program-program inovasi berhasil diterapkan walaupun belum dapat menjawab semua tantangan tersebut, namun keberadaan mereka telah memberi warna lain di sekolah. Kehadiran mahasiswa membawa suasana baru yang menyenangkan dengan program-program inovasi yang selama ini belum dirasakan oleh siswa di sekolah tersebut. Keakraban yang terjalin antara siswa dengan para mahasiswa di sekolah sasaran menjadi salah satu indikator keberhasilan Program Kampus Mengajar Tahap 2 ini. Belum lagi sudah ada beberapa siswa kelas tinggi yang awalnya belum bisa membaca, menulis dan berhitung sekarang sudah mampu membaca, menulis dan berhitung melalui pendampingan intensif yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut. Pembenahan perpustakaan sebagai tempat untuk berliterasi dengan nyaman juga berhasil dilakukan. Bahkan ada mahasiswa yang proaktif mencari donatur untuk menyumbang buku-buku cerita ke perpustakaan sekolahnya. Membenahi pojok literasi juga sedang dilakukan para mahasiswa di sekolah. Disamping itu kehadiran mahasiswa juga telah mampu memberikan pencerahan bagi guru dan kepala sekolah dalam hal penggunaan TIK.

Ada beberapa mahasiswa juga melaksanakan movie learning dimana kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali untuk merangsang daya pikir siswa menganalisis sebuah film dan mampu menuliskan kembali  kesuimpulan ceritanya dengan kalimat yang disusun oleh siswa itu sendiri. Hal ini salah satu momen yang paling menyenangkan bagi para siswa selain belajar di luar ruang kelas. Pembelajaran di luar kelas seperti membawa mereka ke lingkungan alam di sekitar sekolah membuat materi yang diajarkan akan lebih bermakna bagi siswa.

Program-program di luar tugasnya juga dilaksanakan oleh para mahasiswa seperti melaksanakan program bakat minat siswa, bahkan ada satu programn yang sangat menarik yaitu semua siswa wajib tampil sesuai bakat minatnya di berbagai bidang sampai dilaksanakan perlombaan antar kelas pada saat momen peringatan 17 Agustus kemarin. Hal ini tentu saja dapat mengembangkan kepribadian dan karakter percaya diri siswa serta dapat meningkatkan kemampuan siswa. Selain itu para mahasiswa sedang menerapkan program peduli lingkungan hidup, pelestarian budaya setempat, pelaksanaan senam pagi dengan gerakan baru, pembiasaan kegiatan keagamaan seperti membaca Alquran bersama, yasinan, tausiah, dhuha berjamaah, dan lain sebagainya. Ada beberapa mahasiswa yang mampu berbahasa asing seperti bahasa Arab, Inggris, perancis juga ikut mengajarkan bahasa tersebut kepada para siswa di sekolah mereka.

Masalah yang masih sulit dipecahkan oleh para mahasiswa adalah seringnya siswa libur sekolah karena acara kenduri di gampong-gampong tempat tinggal siswa, selain itu ada beberapa sekolah yang memang belum ada aturan tata tertib sekolah sehingga siswa atau guru dengan suka hati boleh pulang kapan saja. Hal ini sedikit menyulitkan mahasiswa untuk menjalankan programnya. Ada cerita lucu di sebuah sekolah dimana setiap hari siswanya selalu berbeda-beda menggunakan seragam sekolah dan sepatu tidak pernah dipakai karena tidak nyaman menurut siswa di sana. Sepatu hanya ditenteng saja dan ditaruh di depan kelas kemudian pulangnya ditenteng lagi. Siswa setiap hari pergi ke sekolah hanya ingin bermain. Jadi pembelajaran hanya bisa dilaksanakan dengan bermain. Kesulitan siswa dalam memahami bahasa Indonesia juga menjadi PR besar yang harus segera dituntaskan oleh para mahasiswa ini agar siswa mampu memahami materi pelajaran. Masih ada sekolah yang tidak cukup arus listrik, tidak ada layanan internet dan kurang fasilitas lainnya tentu menjadi tantangan lain yang juga harus dihadapi oleh para mahasiswa, belum lagi ada beberapa mahasiswa yang menempuh waktu sekitar satu atau dua jam baru bisa sampai ke sekolah sasaran. Para mahasiswa  ini mengharapkan pendampingan yang lebih intensif kepada mereka sehingga mereka mampu mengatasi semua tantangan yang dihadapi.

Dari sisi pejabat pendidikan dan kepala sekolah sasaran mengharapkan agar mahasiswa yang ditempatkan sebaiknya berlatar belakang keguruan dan ilmu pendidikan saja dan waktunya jangan hanya satu semester saja. Hal ini bertujuan agar program Kampus Mengajar akan lebih berdampak nyata. (ysn).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gala Kreasi Video Gerakan Sekolah Sehat 2024 Kembali Dibuka, Catat Tanggal Pendaftarannya!

Jakarta, 6 Mei 2024 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan Gala Kreasi Video Gerakan Sekolah Sehat sebagai bentuk apresiasi kepada satuan pendidikan yang telah mengimplementasikan Gerakan Sekolah Sehat (GSS). Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada seluruh warga sekolah untuk berkreasi menggambarkan praktik baik implementasi 5 Sehat, meliputi: Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat […]

Read More

BPMP Aceh Paparkan Perdirjen GTK Nomor 4831/2023 tentang Peran Pengawas Sekolah dalam Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar pada Satuan Pendidikan di Bimtek Pengawas Sekolah Disdikbud Bireuen

ACEH BESAR – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen (Disdikbud Bireuen) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Supervisi Mutu Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah yang dibuka oleh Kepala BPMP Aceh Muhammad Anis di Aula Iskandar Muda BPMP Aceh, (Rabu/1/05/2024). Kegiatan yang di ikuti oleh sebanyak 38 peserta yang merupakan Pengawas Sekolah TK, SD, SMP dan Pengawas Sekolah Mapel […]

Read More

Advokasi Pemerintah Daerah dan Satuan Pendidikan terkait ARKAS 4.0 BOP di 23 kab./Kota di Provinsi Aceh

BPMP Provinsi Aceh telah dilaksanakan kegiatan Advokasi Pemerintah  Daerah dan Satuan Pendidikan terkait ARKAS 4.0 BOP di 23 kab./Kota di Provinsi Aceh. Kegiatan berlangsung dalam rentang waktu 29 April s.d 3 Mei 2024 yang disesuaikan dengan kesiapan dari narasumber Dinas Pendidikan dan 20 peserta yang merupakan operator PAUD di daerah masing-masing. Melalui  Merdeka Belajar episode […]

Read More