Dilema Merdeka Mengajar Dengan Kemandirian Guru Dalam Belajar

Oleh Ernawati, M.Pd

Widyaprada Ahli Madya di BPMP Provinsi Aceh

Implementasi kurikulum merdeka  dilaksanakan secara bertahap berdasarkan kesiapan satuan pendidikan/daerah sehingga menggunakan mekanisme pendaftaran mandiri oleh satuan pendidikan. Sumber informasi pelatihan berasal dari satu sumber yaitu platform merdeka mengajar. Bimtek yang dilakukan bertujuan untuk mengaktifkan partisipasi pemangku kepentingan dan penguatan ekosistem komunitas belajar. Pelatihan guru secara partisipatif menggunakan teknologi dan pelibatan masyarakat melalui mitra pembangunan.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. Hasil evaluasi di lapangan menunjukkan bahwa guru belum sepenuhnya memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar secara mandiri, kemandirian memanfaatkan platform merdeka mengajar belum menjadi kebutuhan guru.

Implementasi perubahan kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, adalah suatu proses pembelajaran yang panjang sehingga Pemerintah memberikan kesempatan kepada pendidik dan satuan pendidikan untuk mengimplementasikan. Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing. Seperti halnya peserta didik belajar sesuai dengan tahap kesiapan belajar mereka, pendidik dan satuan pendidikan juga perlu belajar mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing, dan berangsur-angsur semakin mahir dalam menggunakannya.

Tahapan implementasi kurikulum bukanlah suatu peraturan atau standar yang ditetapkan Pemerintah. Tahapan ini dirancang untuk membantu pendidik dan satuan pendidikan dalam menetapkan target implementasi Kurikulum Merdeka. Kesiapan pendidik dan satuan pendidikan tentu berbeda-beda, oleh karena itu tahapan implementasi ini dirancang agar setiap pendidik dapat dengan percaya diri mencoba mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kepercayaan diri yang dimaksud merupakan keyakinan bahwa pendidik dapat terus belajar dan mengembangkan kemampuan dirinya untuk melakukan yang terbaik dalam mengimplementasikan kurikulum, dan yang lebih penting lagi, dalam mendidik. Kemampuan untuk terus belajar merupakan modal penting bagi pendidik.

Tahapan ini dikembangkan sebagai langkah atau proses belajar untuk melakukan perubahan atas praktik pembelajaran dan asesmen yang perlu dilakukan pendidik saat mereka menggunakan Kurikulum Merdeka. Secara teknis pendidik dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahap yang berbeda. Namun demikian, secara filosofis setiap tahap dirancang agar pendidik tetap mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen.

Kurikulum merdeka melanjutkan upaya penyerdehanaan kurikulum yang diawali dengan kurikulum darurat, juga upaya penguatan karakter dan kompetensi yang sudah dimulai sejak kurikulum sebelumnya.

Sebagai upaya pemulihan pembelajaran, implementasi kurikulum merdeka tidak diwajibkan. Satuan pendidikan dapat memilih salah satu dari 3 kurikulum: Kurikulum 2013, Kurikulum darurat, atau Kurikulum merdeka. Untuk Kurikulum  Merdeka, satuan pendidikan dapat mengimplentasikannya sesuai kesiapan masing-masing.

Pemerintah menyediakan dukungan kebijakan dan teknis, termasuk berbagai sumber untuk guru dalam Platform Merdeka Mengajar.

Pemerintah Daerah diharapkan mendukung dan memfasilitasi satuan pendidikan satuan untuk menentukan pilihan kurikulum, mempelajari Kurikulum Merdeka, serta proses mengimplementasikannya sesuai filosofi dari kurikulum merdeka.  Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal

agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat

disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. Arah perubahan kurikulum terdiri dari, struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun, Proses pembelajaran memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristek peserta. Dalam pelaksanaan kurikulum merdeka pemerintah menyediakan aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.

Kurikulum merdeka memiliki keunggulan karena 1) lebih sederhana, maksudnya focus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan. 2) lebih merdeka: bagi peserta didik: tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya, bagi guru: guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik, bagi satuan pendidikan: memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik. 3) lebih relevan dan interaktif, maksudnya pembelajaran memlaui kegiatan projek, memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu actual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Berbagai studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran (learning krisis) yang cukup lama. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa

banyak dari anak-anak Indonesia yang tidak mampu memahami. bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

Temuan itu juga juga memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang curam di antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia. Keadaan ini kemudian semakin parah akibat merebaknya pandemi

Covid-19. Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut, maka kita memerlukan perubahan yang sistemik, salah satunya melalui kurikulum. Kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama kita alami.

Implementasi kurikulum merdeka  dilaksanakan secara bertahap berdasarkan kesiapan satuan pendidikan/daerah sehingga menggunakan mekanisme pendaftaran mandiri oleh satuan pendidikan. Sumber informasi pelatihan berasal dari satu sumber yaitu platform merdeka mengajar. Bimtek yang dilakukan bertujuan untuk mengaktifkan partisipasi pemangku kepentingan dan penguatan ekosistem komunitas belajar. Pelatihan guru secara partisipatif menggunakan teknologi dan pelibatan masyarakat melalui mitra pembangunan.

Asesmen dapat dipelajari dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen). Sebagai contoh, pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik merupakan praktik yang sangat dianjurkan. Namun demikian, implementasinya tidak harus langsung pada pembelajaran terdiferensiasi. Pendidik yang belum percaya diri untuk menerapkannya, dapat mulai berlatih dengan menerapkan tahap yang paling sederhana, yaitu dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran dan kemudian menjadi lebih peka akan adanya kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda.

Tahapan ini dapat digunakan oleh guru, satuan pendidikan, pemerintah, mitra pembangunan, serta organisasi atau lembaga yang berperan dalam mendukung implementasi kurikulum lainnya. Adanya pentahapan ini menunjukkan bahwa guru dan satuan pendidikan dapat mulai mengimplementasikan pada tahap yang lebih rendah dibandingkan dengan yang lain, namun pelaksanaannya tetap berpegang pada prinsip-prinsip perancangan kurikulum yang berlandaskan pada filosofi Merdeka Belajar dan mengarah pada penguatan kompetensi dan karakter yang telah ditetapkan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan tahapan implementasi Kurikulum Merdeka:

■ Tahapan ini bukanlah suatu ketetapan yang baku atau terstandarisasi. Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengembangkan tahapan implementasi yang lebih sesuai dengan kondisi dan kekhasan masing-masing.

 ■ Setiap pendidik dan satuan pendidikan memiliki kapasitas dan kesiapan yang beragam, sehingga dapat mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahap yang berbeda-beda, serta beranjak ke tahap berikutnya dengan kecepatan yang berbeda-beda pula.

■ Tahapan ini digunakan sebagai bahan refleksi diri tentang kesiapan pendidik dan/atau satuan pendidikan sehingga tidak digunakan sebagai alat/instrumen untuk mengukur kinerja pendidik dan/atau satuan pendidikan yang membawa dampak pada karier atau kesejahteraan mereka.

■ Implementasi sesuai tahap yang disepakati bersama tidak sepatutnya memberikan dampak apapun terhadap pendidik dan satuan pendidikan. Oleh karena itu tahapan ini bukanlah alat untuk membanding-bandingkan kualitas satuan pendidikan dan/atau pendidik.

■ Pimpinan serta pemerintah mendukung proses refleksi diri pendidik dan satuan pendidikan sehingga tidak mengarahkan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahap tertentu

■Tahapan ini digunakan sebagai bahan diskusi antar pendidik dalam satuan pendidikan dan dalam komunitas belajar di mana pendidik menjadi bagiannya. Diskusi tersebut membahas hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahap masing-masing.

Pimpinan satuan pendidikan serta pemerintah daerah perlu mendukung pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan tahap kesiapan pendidik, serta memberikan dukungan agar berangsur-angsur pendidik meningkatkan tahap implementasinya.

Kurikulum merdeka, seperti dijelaskan Mendikbudristek Nadiem Makarim, memang dirancang untuk memulihkan krisis pembelajaran yang semakin memburuk dengan merebaknya pandemic Covid-19. 

Krisis pembelajaran selain menjadi penyebab utama tertinggalnya pendidikan di Indonesia, juga menjadi biang keladi hilangnya pembelajaran (learning loss), serta meningkatnya kesenjangan pembelajaran antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi.

Ia menyebutkan, penyerderhanaan kurikulum darurat ini terbukti efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemic Covid-19. Hal ini semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif. Untuk itu, arah perubahan yang termuat dalam Kurikulum Merdeka adalah struktur kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial dan memberikan keleluasaan bagi guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik pesrta didik.

Untuk memulihkan krisis sekaligus mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan, kemendikbudristek meluncurkan Kurikulum Merdeka. Rumusan Kurikulum Merdeka terinspirasi dari Kurikulum Darurat yang diperkenalkan saat kali pertama dunia pendidikan di Indonesia terkena dampak pandemi Covid-19.

Di dalam Kurikulum Darurat, Kemendikbudristek menurunkan jumlah materi secara drastis. Hal ini bertujuan agar peserta didik dan guru dapat fokus mendalami topik-topik yang  paling esensial. Dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka guru perlu memiliki pemahaman tentang asesmen dan pembelajaran. Asesmen adalah bagian penting dari pembelajaran. Dalam Krikulum Merdeka, asesmen digunakan untuk menginformasikan pendidik dan peserta didik tentang kebutuhan belajar mereka. Dengan demikian, asesmen dalam pembelajaran tidak digunakan untuk memberikan nilai dan rangking berdasarkan hasil belajar, tetapi justru memandu proses belajar.

Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pegolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut:

  1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
  2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
  3. Asesmen dirancang secara adi, proposional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.
  4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi uang dicapai, serta strategitindak lanjut
  5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik.tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka diharapkan oleh pemerintah menyediakan kebijakan dan teknik melalui Platform Merdeka Mengajar yang dapat diakses dan dimanfaatkan guru secara mandiri atau melalui komunitas. Pemerintah tidak lagi menyediakan pelatihan secara tatap muka maupun daring. Berbagai fitur seperti Video Inspiratif, Pelatihan Mandiri, Asesmen Murid, Perangkat Ajar, dan Hasil Karya Saya. Yang terbagi ke dalam Pengembangan guru melalui fitur Video Inspiratif, Pelathan Mandiri dan Bukti Karya Saya, kemudian dalam bentuk Kegiatan belajar Mengajar melalui fitur Asesmen Murid dan Perangkat Ajar. Dalam Platform Merdeka Mengajar memfasilitasi guru untuk Belajar, Mengajar, dan Berkarya

Hasil pendampingan di lapangan pada satuan pendidikan menunjukkan bahwa guru dalam memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil diskusi bersama dewan guru terindikasi bahwa guru belum memiliki motivasi dan jiwa pembelajar sepanjang hayat sebagai harapan Profil Pelajar Pancasila. Dari beberapa pendampingan atau monitoring diperoleh informasi bahwa masih banyak guru hanya sekedar login tetapi belum memanfaatkan/belajar, masih ada guru yang sudah memanfaatkan tetapi belum lulus topic, ada yang sudah lulus topic tetapi tidak berimbas ke perubahan pembelajar kea rah yang lebih berkembang sesuai tuntutan kurikulum 2013 atau kurikulum merdeka.

Merdeka mengajar belum memotivasi guru untuk secara internal menjadikan sebagai jalan/panduan untuk Belajar, Mengajar, dan Berkarya. Dalam Platform Merdeka Mengajar sudah dirancang khusus untuk guru melalui fitur video inspiratif, pelatihan mandiri, bukti karya, komunitas, asesmen murid, dan perangkat ajar. Platform merdeka mengajar dapat dimanfaatkan untuk pengembangan profesi guru yaitu video inspiratif, pelatihan mandiri, bukti karya, dan komunitas. Platform merdeka mengajar untuk dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar yaitu asesmen murid dan perangkat ajar.

Tugas kita semua secara eksternal untuk terus memotivasi dan mendampingi para guru agar secara sadar dan bertanggung jawab serta butuh untuk terus belajar secara mandiri dalam meningkatkan profesionalisme masing-masing dalam mewujudkan program merdeka mengajar dalam rangka melaksanakan pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik sesuai fitrahnya.

Merdeka mengajar adalah menjadi kebutuhan mendasar bagi seluruh pelaku pendidikan terutama kepala sekolah dan guru. pemerintah sudah berkomitmen untuk mengsukseskan episode merdeka menmgajar yang sudah dicetuskan Kementerian Pendidikan. Komitmen pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan ditunjukkan dengan menyediakan aplikasi merdeka mengajar dalam bentuk Platform Merdeka Mengajar. Kepala sekolah dan guru seharusnya memanfaatkan platform ini sebagai bentuk pembelajaran secara mandiri sesuai kebutuhan penmbelajaran dan dapat digunakan kapan saja dan dimana saja secara online/daring. Butuh intervensi pemerintah provinsi dan daerah dalam bentuk pendampingan secara berkala agar memotivasi kepala sekolah dan guru untuk belajar secara mandiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

STRATEGI KEMITRAAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PAUD, PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

Latar Belakang Sejarah pendidikan di Aceh pernah mencapai masa kegemilangannya pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1606 – 1636 M) di Kerajaan Aceh Darussalam. Sultan Iskandar Muda telah menempatkan para ulama dan kaum cerdik pandai pada posisi yang paling mulia dan istimewa dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan. Sehingga pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh Darussalam […]

Read More

IMPLEMENTASI PROFIL PELAJAR PANCASILA MELALUI KETELADANAN, KEBIASAAN GURU SEBAGAI AGEN PERUBAHAN ABAD 21

ABSTRAK Implementasikan Profil Pelajar Pancasila melalui keteladanan dan pembiasan guru sebagai agen perubahan abad 21, siswa lebih menyadari, memahami dan melaksanakan hak serta kewajibannya untuk beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia; mandiri; bergotong-royong; berkebinekaan global; bernalar kritis; dan kreatif. Peran guru sebagai agen perubahan abad 21 dapat ditinjau dari tiga sudut pandang […]

Read More

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETRAMPILAN BERFIKIR KREATIF SISWA PADA MAPEL IPA SMP

Oleh: Maaruf Fauzan, S.Si, M.Pd (Widyaprada Ahli Madya BPMP Provinsi Aceh) Email: maarufaceh@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini  bertujuan untuk. mengetahui peningkatan ketrampilan berfikir kreatif  siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model problem  based  learning (PBL) Metode penelitian yang digunakan adalah  quasi experimental dengan desain control group pretest-posttest serta teknik purposive sampling. Pengumpulan data untuk mengetahui peningkatan keterampilan […]

Read More